Sistem Informasi Desa Danaraja
Rangkaian tradisi Suran di Desa Danaraja mencapai puncaknya dengan kegiatan yang berlangsung usai arak-arakan dari Balai Desa menuju Makam Depok. Setelah seluruh peserta arak-arakan tiba di lokasi, acara dilanjutkan dengan prosesi doa bersama, rebutan isi gunungan, pembagian takir, dan makan bersama seluruh warga.
Sesampainya di area makam, warga berkumpul dalam suasana khidmat untuk mengikuti prosesi doa bersama, sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan, rezeki, dan berkah yang telah diberikan selama satu tahun terakhir. Doa juga dipanjatkan untuk memohon keberkahan bagi tahun-tahun yang akan datang serta sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur.
Usai doa, dilanjutkan dengan rebutan isi gunungan, salah satu momen yang paling dinanti-nantikan oleh warga, terutama anak-anak. Gunungan yang sebelumnya diarak berisi hasil bumi sebagai simbol-simbol kemakmuran. Masyarakat percaya bahwa mendapatkan bagian dari gunungan membawa berkah dan keberuntungan. Suasana penuh semangat namun tetap tertib terlihat saat warga berlomba-lomba meraih isi gunungan yang disusun secara indah.
Setelah itu, panitia membagikan takir, yaitu makanan yang disajikan dalam wadah, kepada seluruh warga yang hadir. Takir ini merupakan simbol dari kebersamaan dan berbagi rezeki dalam suasana penuh syukur. Warga kemudian duduk bersama dan menikmati makan bersama di sekitar area makam, menjadikan momen ini sebagai ajang mempererat silaturahmi antarwarga.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian budaya dan tradisi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, serta penghargaan terhadap warisan leluhur. Antusiasme dan partisipasi warga yang tinggi menunjukkan bahwa tradisi seperti ini masih memiliki tempat yang kuat di hati masyarakat Danaraja.
Dengan berakhirnya kegiatan makan bersama, rangkaian tradisi Suran ditutup dengan suasana hangat, penuh kekeluargaan, dan semangat kebersamaan yang terasa menyatu dalam setiap elemen acara. Harapannya, tradisi ini dapat terus dilestarikan oleh generasi-generasi selanjutnya sebagai bagian dari identitas budaya desa.